Pages

Wednesday, March 29, 2017

MODEL pembelajaran Demonstrasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa depan Negara ini berada di tanggan anak-anak kita nantinya. Untuk melihat kemampuan suatu Negara  20,30 dan 40 tahun kedepan, maka lihatlah kemampuan anak-anak mudanya. Karana yang akan meneruskan tongkat estavet Negara ini adalah anak muda sekarang. Untuk itu yang menjadi konsentrasi disini adalah bagaimana menhasilkan anak muda yang memiliki cita-cita besar, menta baja serta berkemauan yang tinggi.
Untuk membangun sebuah fondasi negera adalah dengan cara membagau genearsi yang tagguh. Salah satu cara untuk membangun sebuah fondasi Negara adalah dengan melalui pendidikan. Dengan pendidika yang baik maka akan melahirkan (output) yang hebat.
Yang menjadi permasalah sekarang adalah bagaimana membangun pendidikan yang baik itu. Pendidikam yang baik adalah pendidikan yang menyenangkan dan berkualitan. Untuk itu diperlukan sebuah staregi dan metoe yang tepat untuk membangun sebuah fondasi pendidikan yang kuat.
Di sini saya akan membahas salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam dunia pendidikan. Dengan metode yang baik dan tepat maka pendidikan di suati Negara akan menghasilkan nahkoda-nahkoda yang hebat, yang dapat membawa kapal Indonesia ini ke jalur yang tepat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah dengan metode pembelajaran demonstrasi dapat membuat siswa lebih paham pengaplikasian dari materi ajar yang disampaikan?
C.    Tujuan
1.      Pemahaman siswa terhadap pengaplikasian ilmu yang di dapat di dunia pendidikan.





BAB II
ISI

A.    Pengertian metode pembelajaran Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode ini digunakan agar siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dijelaskan karena menggunakan alat peraga dan menggunakan media visualisasi yang dapat membantu siswa untuk lebih memahami.

B.     Penerapan model pembelajaran demonstrasi
Proses pencapaian pendidikan berkualitas diperlukan sistem pembelajaran yang berkualitas pula. Pendidikan berkualitas dalam proses pembelajaran di sekolah seharusnya tidak melalui pemberian informasi pengetahuan melainkan melalui proses pemahaman tentang terkait pengetahuan itu diperoleh.

Sesuai dengan KTSP, bahwa selama proses KBM berlangsung, pendidik tidak dapat lagi mempertahankan paradigma lama yaitu pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered Learning). Pada kenyataannya, saat ini masih banyak pendidik yang belum menerapkan pembelajaran yang mengacu pada KTSP secara utuh. Pembelajaran TCL (Teacher Centered Learning) masih banyak diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan alas an pembelajaran TCL sangat praktis dan tidak banyak menyita waktu. Guru menyajikan materi secara teoritik dan abstrak sedangkan siswa pasif, siswa hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas. Akibat dari kebiasaan tersebut siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok tidak optimal, kegiatan belajar mengajar tidak efisien dan pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah.

Dalam penerapan metode pembelajaran demonstrasi yang mnjadi senral utama adalah murid. Dimana murid diajak dalam proses pembelajaran baik sebagai pengamat maupu pelaksana dalam proses pembelajaran. 

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran demonstrasi yang terdiri dari lima langkah kegiatan pembelajaran, yakni (1) persiapan materi, (2) penyampaian materi, (3) tes. Berikut ini penjelasan dari ketiga langkah tersebut:
·         Langkah 1 : Persiapan Materi
Pada kegiatan persiapan materi ini terlebih dahulu dipersiapkan alat yang akan digunakan untuk diterangkan pada siswa. Dengan demikian proses pembelajaran dapat dilakukan lebih efektif dan dapat dilakukan semaksimal
mungkin.
·         Langkah 2 : Penyampaian Materi
Setelah proses persiapan materi selesai maka dilanjutkan dengan proses penyampaian materi. Perlu diperhatikan, pada tahap ini proses persiapan materi harus dipersiapkan dengan matang karena apabila ada alat yang terlupa maka akan berpengaruh besar pada saat proses pembelajaran. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, guru harus menerangkan materi yang aka disampaikan dengan memperagakan alat yang digunakan dan dapat dibantu dengan visualisasi gambar dari proyektor agar siswa menjadi lebih paham karena mendapatkan gambaran langsung tentang materi yang dijelaskan.

Setelah semua materi dijelaskan maka guru melemparkan pertanyaan kepada siswa agar dapat diketahui apakah ada bagian yang belum dimengerti oleh siswa. Apabila terdapat bagian yang belum dimengerti maka guru menjelaskan kembali bagian tersebut. Sebagai contoh guru menjelaskan komponen komputer yaitu VGA, maka guru harus membawa VGA ke dalam kelas dan menjelaskan mekanisme kerja VGA pada siswa termasuk bagaimana cara memasangkan VGA pada motherboard. Dengan demikian maka siswa mendapat gambaran dan lebih memahami materi yang dijelaskan.
·         Langkah 3 : Kuis
Untuk memantau hasil belajar siswa maka dilakukan sesi tanya jawab. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kepahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan. Siswa diberikan beberapa pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan dan untuk mengetahui apakah siswa paham atau tidak maka guru meminta siswa untuk menjelaskan di depan kelas dengan alat bantu.

C. Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode demonstrasi memiliki berbagai keuntungan pada saat proses pembelajaran ketika seorang guru sedang melakukan proses pembelajaran didepan kelas. Dengan memanfaatkan media pendukung, diharapkan siswa menjadi lebih memahami tentang materi yang dijelaskan sehingga proses pembelajaran yang dilakukan siswa mendapatkan hasil yang maksimal.

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah:
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri    siswa.

Kelebihan metode demonstrasi adalah [4]:
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaik melaui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.

Kelemahan metode demonstrasi adalah:
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

C.    Hasil Penelitian
Setelah dilaksanakan pembelajaran pada kedua kelas diperoleh rata-rata nilai posttest untuk kelas eksperimen sebesar 87,65 dan rata-rata nilai posttest untuk kelas control sebesar 67,96. Setelah uji statistik non parametik yang membandingkan kedua nilai diperoleh nilai 0,00. Hal ini dapat diartikan kelas yang menggunakan metode demonstrasi secara signifikan lebih baik hasilnya dibandingkan kelas konvensional.
Berdasarkan data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen, maka diperoleh selisih nilai 26.87 dan selisih nilai pretest dan posttest untuk kelas kontrol sebesar 7,96. Setelah dilakukan penghitungan pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata indeks N-Gain sebesar 0,64. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata indeks N-Gain sebesar 0,09. Hal ini dapat diartikan kemampuan siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi lebih baik dari kelas konvensional.
Dari pengolahan angket yang telah dilakukan pada 32 responden, diperoleh skor total sebesar 74,6% yang dapat diartikan “pada umumnya”. Diperoleh hasil bahwa 11 responden yang menjawab cukup, 17 responden yang menjawab tinggi dan 4 responden yang menjawab tinggi sekali.
Hal ini di dukung oleh data hasil peneltian yang dilakukan pada SMA Negeri 3 Surakarta.
Table 1. Distribusi frekuensi data sikap ilmiah siswa tinggi rendah
Sikap Ilmiah
Metode Eksperimen
Metode Demontrasi
Jumlah
Frenk
Presentase
Frenk
Presentase
Tinggi
21
68%
11
34,3%
32
Rendah
10
32%
21
65,6%
31
Jumlah
31
100%
32
100%
63

Table 2. deskripsi data presentase belajar kognitif ditinjau dari metode belajar
kelas
Jumlah Data
Maks
Min
Rata-rata
Std.def.
Metode Eksp
31
100
67
80,97
10,3
Metode Demonstrasi
32
90
53
72,28
10,1

Table 3. Deskripsi data presentase belajar afektif ditinjau dari metode belajar
kelas
Jumlah Data
Maks
Min
Rata-rata
Std.def.
Metode Eksp
31
89
65
77
6,5
Metode Demonstrasi
32
85
55
71
7,8



























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Melalui pretest yang dilakukan pada kedua kelas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa pada kedua kelas cenderung sama sebelum dilakukan proses pembelajaran. Namun setelah dilakukan penghitungan posttest pada kedua kelas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan dan hal ini diperkuat dengan penghitungan NGain.
Melalui penghitungan angket, proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi terbukti efektif digunakan karena siswa mendapatkan gambaran tentang materi yang diajarkan melalui media yang digunakan dan siswa juga mendapat pemahaman lebih dengan mempraktekan materi yang diajarkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran demonstrasi
efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran KKPI.

B.     Daftar Pustaka
Suregar, antomi. dkk.2013. pembelajran fisika kontekstual melalui metode ekperimen dan demonstrasi diskusi menggunakan multimedia nteraktif.UNS: ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013 (hal 100- 113).
Rohenri, dedi. 2010. Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Di Sekolah Menengah Kejuruan. UPI: Vol. 3 No.1 / Juni 2010